Tibiame Versi Newa Chapter 4

Chapter 4 Awal Tragedy (Tubuh Sileh Yang Berbulu)

Setelah terdiam untuk beberapa saat

"E-erm, K-Kapten..." seorang kru [anak buat, tapi aku gak tau sebutannya] yang terlihat agak pucat, memanggil Krup, tapi gak tau harus mulai darimana bicaranya.

"...bicaralah, dasar idiot" kata Krup  serius, tapi agak jengkel melihat anak buahnya.

"Erm, sebenarnya ini, yaah, ugh, gak aneh-aneh juga sih, tapi, di kejauhan, saya melihat, yaa..."

"...Bicaralah, atau aku akan melemparmu" kata Krup serius, seolah dia sudah siap untuk melemparnya.

"Y-ya!  Kapten!  Di kejauhan saya melihat awan hitam, kapten!  tapi itu jauh banget, kapten! tapi saya merinding, kapten!" teriak Kru, yang ternyata adalah Kru yang gak ikut pesta itu, gugup banget deh.

"...Awan hitam?"

**

"Aku akan tetap disini, hiii, serem." kata Sileh menetap di toilet.

**

"...Kau bilang itu jauh?" tanya Krup, dingin banget, sambil memegang teropong [aku gak tau nyebutnya apa, semacam, yang dipakai, bajak-bajak laut itu] melihat ke kejauhan.

Kru kapal itu, mengeluarkan keringat dingin, dia juga sangat bingung, tapi dia lebih banyak seremnya, awan yang tadinya jauh banget, sekarang udah hampir di depan mata[ini ibarat].

"Cepat! Jauhkan kapal! Kita akan menghindari awan (aneh) di depan!" teriak Krup dengan keras.

""Ya! Kapten!"" jawab anak buahnya serempak, dan mulai 'bekerja'.

**

Newa, berdiri dari tempat(tidur)nya sambil memegang perutnya.

"ugh" erangnya, karena di pesta dia kebanyakan makan, sekarang perutnya mulai menuntut, untuk...[ahem].

Keluar dari kamarnya, dia berlari menuju toilet, mengingat yang terjadi semalam, dia tidak bisa menaahan senyum, wajah tersenyum temannya, candaan mereka, dan kemenyebalkan [gak tau sebutnya apa] mereka.

Mengingat semua itu, Dia merasakan kehangatan [mulai berbunga-bunga(bercanda)] dalam hatinya.

Tapi, walaupun begitu, dia tidak berhenti untuk berlari, [ngomong-ngomong aku bukan ahli kapal, dan aku gak tau gimana kapal yang sebenernya, tapi aku buat(nulis) toilet disini, agak berjauhan(jauh banget, si Newa aja sampe lari-lari) dengan kamar penumpang] dan setelah cukup lama, dia akhirnya sampai di toilet.

Tanpa basa-basi, dia langsung masuk dan

"Gyaa!!!" sebuah teriakan bergema dari dalam toilet.

Seorang laki-laki gendut yang ternyata adalah Sileh, berteriak dengan (suara) yang sangat (terdengar begitu) menyedihkan.

"…!"shok berat, Newa sampe lupa dengan sakit perutnya, dia menunjuk ke arah Sileh, tangannya gemetar.

"K-kenapa, tubuh anda, semua berbulu!" teriak Newa dengan suara gemetar, melihat Sileh, yang entah kenapa gak pake pakaian.

"Ggaakyaaa!!!" teriak Sileh aneh banget, sambil memungut pakaiannya dan berlari keluar, sambil berteriak "Kya! Kya!" yang aneh banget.

Diam terpaku di tempat, Newa berbalik San melihat ke belakang, punggung gendut Sileh, yang ternyata, semuanya berbulu masuk ke pandangannya, Shok Newa berpikir "Dia lari Tanpa pakaian!".

Dan setelah itu Newa, entah bagaimana, berhasil, dengan pikirannya yang masih kacau, menutup, dan, mengunci, pintu toilet.

**

"Horrah!!"

Para kru dengan pekerjaan-pekerjaan mereka yang berbeda, berteriak, walaupun gak serempak, dengan semangat(sebenernya, menyemangati diri).

Para kru yang penyihir, memegang tongkat dan buku, lalu, dengan mantra dan kibasan-kibasan aneh dari tongkat mereka, mereka mengeluarkan angin yang besar.

Sedang para warrior(kesatria)... Mereka memegang, dan mengibaskan kipas yang sangat besar, ke layar [gak tau sebutannya apa, yang rugas bawa angin itu]sambil berteriak "Horrah! horrah" yang lebih terdengar seperti menjerit-jerit.

**

Setelah selesai dengan urusannya, Newa, berdiri, dan bersiap untuk keluar, tepat saat dia memegang pintu, gagang toilet, tiba-tiba, kapal bergoncang dengan (keras) membuat Newa sedikit terhuyung dan (terlempar) menabrak toilet[maksudku, dinding].

"Apa yang...?" ucapnya bingung.

Di area-area[tempat] lain, kejadian yang sama juga terjadi, anak-anak yang tertidur, bahkan Ada yang sampai terlempar dari tempatnya, dan yang anehnya, Ada juga yang, bahkan walaupun terlempar masih tetap tidur.

**

"Horrah! Horrah!"

**

"A-apa yang terjadi?"

Tanya seorang anak ke anak lainnya.

"Aku juga tidak tau" jawab anak lainnya menggeleng.

Saat ini beberapa anak, yang ternyata hampir semua penumpang, berkumpul d-i aula besar yang adalah tempat mereka berpesta tadi.

"Apakah Ada serangan!" teriak seorang gadis tiba-tiba.

"Tidak..." seorang temannya yang mungkin adalah pacarnya, menepuk bahunya mencoba untuk menenangkan "Ini tidak terlihat seperti serangan tapi-" ucapannya terpitong oleh.

*dhuar*

Petir hitam yang datang entah darimana tiba-tiba jatuh tepat ke tengah aula.

Asap hitam mengepul dan menjalar [kata lainnya, menyebar] ke seluruh ruangan, membuat mereka, anak-anak, tidak dapat melihat dengan jelas.

[maafkan aku semua, aku tidak menyebut nama kalian karena… maafkan aku]

Di tengah-tengah ruangan, sesosok(sebuah atau seorang) Lich, dengan tongkat hitam dan sebuah mahkota hitam legam di kepalanya, berpakaian yang juga hitam, menatap dengan dingin dari dalam kabut, seolah dia dapat melihat, dengan jelas, expresi di wajah setiap anak.

Wajahnya menampakkan senyum dingin yang gila, dan tampak begitu puas.

Dia, mengangkat tongkatnya, tinggi-tinggi, dan

"Atas nama Helmarzaz [atau Hellmarzaz mungkin, aku lupa, soalnya, ERM, sebenarnya, aku udah, cukup lama gak main tibiame] aku panggil, wahai, peliharaanku yang ganas, datanglah, bunuh, cabik, hancurkan, dan makan, semua manusia, AKU PANGGIL KALIAN, SUMMON!!!"

Tepat setelah itu, dari dalam kabut(asap) anjing-anjing berkepala tiga muncul dengan raungan-raungan memekakkan telinga yang terdengar begitu, menyeramkan, dan, kelaparan, dan, kepuasan, dan, berdarah, dan, pokoknya serem banget deh.

"HAHAHA! CABIK! MAKAN!! HANCURKAN!! DAN MUSNAKAN SELURUH MANUSIA DARI TIBIAME!!!" teriak Lessaka, Lich itu dengan Gila.

Dia menurunkan tongkatnya, tersenyum dengan kejam, dia menambahkan.

"…Peliharaanku yang ganas, makanlah dengan pelan"

Bersambung

Chapter 3 | Chapter 5

Ugh, aku pengen tambahin garis, tapi, pake aplikasi Blogger, aku gak tau caranya.

Ya, udahlah, gak penting itu, dan ngomong-ngomong, aku gak jadi ubah ceritanya, yaah, aku gak suka Mati-Matian, tapi, yaah, sekarang, aku pikir, cerita ini udah, gimana ya.

Kalo di tambahin tagline kayak di Novel-update, ERM, aku pikir, tag, Comedy undertone, pas(cocok) kayaknya, dan Comedy undertone itu bisa di cari di google, ya silahkan dicari kalo mau.

Dan aku Newa Almukhta, bye.

0 Response to "Tibiame Versi Newa Chapter 4"

Post a Comment